SABUNGAN(3):
ODY melangkah pelan meninggalkan pantai bersama riuh burung laut..
Bimbang seketika menemani langkah pemuda itu ..
Darah seakan terhenti..
Detak jantung se akan genderang ..
Isi pesan singkat yang baru di simak nya beelum lenyap di ingatan,.
Di benak nya terbayang kisah lima tahun silam..kisah yang terhenti oleh curiga dan ego...kisah yang mebuat nya larut dalam kesendirian..
" sejak tadi engkau terlihat asing,apa yang kini mengganggu mu??" sapa mak inah yang rupanya memperhatikan ia sejak tadi..
"tidak apa apa" sahut ody seraya memalingkan wajah,agar air muka nya tak terlihat oleh ibunya..
"dy..panggil mak inah..
" mak tau sesuatu telah engkau sembunyi kan dari mak,,namun sebagai ibu mu ..mak dapat merasakan bisikan hatimu saat ini.. Sejenak mak inah tediam...
"mak tau,,wajah mu sedang gambarkan risau."
sosok muda berambut ikal itu hanya terdiam mendengar penuturan ibu nya.
Dalam hatinya yang dalam ia berbisik..
"maafkan ody mak,,bukan nya hendak berbohong dengan mak,tapi aku takmau engkau melibat pikiran dengan apa yang ku alami saat ini,,untuk saat ini biarlah hanya ody yang tahu..."
seminggu sejak di terimah nya pesan singkat itu,,,
pikiran nya menjadi semakin tak karuan,,,setiap malam ia tak terlena sedetik pun, dengan hanya di temani sebuah gitar usang milik nya,,ia sering larut bersama larut malam...
************
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H