Mohon tunggu...
ARMIKO GERRY AFANDY
ARMIKO GERRY AFANDY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Armiko Gerry Afandy. lahir di Trenggalek, bercita-cita menjadi seorang sastrawan, sastrawan yang menuangkan alam semestanya dalam karya-karya abadi dalam bentuk teks, termasuk ideologi yang dianutnya. Ada banyak orang cerdas yang setinggi langit, tapi selama mereka tidak menulis, mereka akan hilang dalam sejarah. Menulis merupakan salah satu bentuk pengungkapan perasaan yang akan bertahan selamanya, karena tulisan dan politik akan menjadi seni mewujudkan yang tidak mungkin menjadi mungkin dan memperjuangkan kelas sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mungkinkah Tingkat Pengangguran Memiliki Hubungan dengan Investasi Pemerintah di Provinsi Jawa Timur?

27 April 2024   23:48 Diperbarui: 27 April 2024   23:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agenda pembangunan berkelanjutan yang diamanatkan di indionesia sejak presiden jokowi dilantik mengusung pertumbuhan ekonomi sebagai indikator keberhasilan ekonomi, fenomena kemiskinan tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.. kondisi pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol merupakan karakteristik yang terjadi di Indonesia dan dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Di samping itu masalah kemiskinan berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka pada umumnya tidak memadai.

Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian Indonesia dengan tingkat pertumbuhan setara dengan tingkat nasional dan provinsi--provinsi besar lainnya di Jawa. Tiga sektor lapangan usaha utama penopang PDRB Jawa Timur secara berturut-turut adalah sektor industri pengolahan (29,03%), perdagangan (18,18%), dan pertanian (12,80%). Secara geografis, Provinsi Jawa Timur memiliki karakteriskik wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan karena letaknya yang strategis.

Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang dibutuhkan, meskipun tidak cukup dalam mengentaskan kemiskinan. Terdapat banyak faktor yang juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan salah satunya yaitu pendidikan. Dalam menghadapi masalah, cara berpikir seseorang dipengaruhi oleh seberapa luasnya pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang didapatkan oleh seseorang bisa didapatkan melalui pendidikan. Semakin tingginya pendidikan seseorang maka semakin banyak pilihan seseorang untuk hidup lebih sejahtera.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi akan mempengaruhi stabilitas nasional setiap daerah. Sehingga tiap negara berusaha untuk mempertahankan tingkat pengangguran pada tingkat yang wajar. Dalam teori makro ekonomi, masalah pengangguran dibahas pada pasar tenaga Pekerja (Labour Market) yang juga dihubungkan dengan keseimbangan antara tingkat upah dan tenaga kerja

Keynes yang menyatakan bahwa pengangguran yang terjadi di masyarakat disebabkan adanya kekurangan permintaan umum terhadap barang dan jasa, sehingga tingkat upah yang tidak fleksibel dalam pasar tenaga kerja.  Misalnya di provinsi jawa timur memiliki Jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 sebanyak 22,18 juta orang, turun 86,34 ribu dibandingkan Agustus 2020, dan turun sebanyak 343,98 ribu orang dibandingkan Februari 2020. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Februari 2021 sebesar 69,75 persen.

Menurut BPS Povinsi Jawa Timur dijelaskan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2021 sebesar 5,17 persen, turun 0,67 persen poin dibandingkan Agustus 2020, dan jika dibandingkan Februari 2020 naik 1,57 persen poin.  Penduduk yang bekerja pada Februari 2021 sebanyak 21,03 juta orang, naik 67,74 ribu orang jika dibandingkan pada Agustus 2020, jika dibandingkan Februari 2020 berkurang sekitar 679,72 ribu orang. Penyerapan tenaga kerja di Februari 2021 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu Pertanian (32,26 persen), Perdagangan (18,88 persen), dan Industri Pengolahan (15,15 persen). 

Berbagai upaya harus dilakukan guna menurunkan tingkat kemiskinan salah satunya adalah dengan menurunkan tingkat pengangguran. Pengangguran merupakan permasalahan yang sangat kompleks karena pengangguran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurang tersediannya jumlah lapangan pekerjaan dan pendidikan.

Umumnya suatu keadaan disebut miskin bila ditandai oleh kekurangan atau tidak mampu memenuhi tingkat kebutuhan dasar manusia. Kemiskinan tersebut meliputi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang mencakup aspek primer dan sekunder. Aspek primer berupa miskinnya asset pengetahuan dan keterampilan, sedangkan aspek sekunder berupa miskinnya jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informal, seperti kekurangan gizi, air, perumahan, perawatan kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang relative rendah.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hak dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia guna melakukan aktivitas yang produktif ketika seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, maka seseorang tersebut juga memiliki sumberdaya manusia yang lebih berkualitas, sehingga juga akan meningkatkan produktivitas dan keterampilan dalam bekerja. Dengan adanya peningkatan produktivitas kerja pada seseorang maka akan mudah bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan dan hal tersebut juga akan meningkatkan pendapatan seseorang sehingga nantinya akan menghindarkan seseorang dari kemiskinan.

Tujuan utama dari usaha-usaha tersebut agar menciptakan pertumbuhan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM), dimana secara potensial Indonesia mempunyai kemampuan sumber daya manusia yang cukup untuk dikembangkan. Penduduk merupakan faktor yang dapat digunakan dalam suatu pembangunan ekonomi. 

Menurut BPS Povinsi Jawa Timur Dijelakan Selama periode Maret 2020 - Maret 2021, jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 2,19 ribu jiwa, dari 76,40 ribu jiwa pada Maret 2020 menjadi 78,59 ribu jiwa pada Maret 2021 atau mengalami peningkatan sebesar 2,86 persen. Berdasarkan persentase penduduk miskin di Kabupaten Tulungagung dalam rentang waktu satu tahun, tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,46 persen, dari 7,33 persen pada Maret 2020 menjadi 7,51 persen pada Maret 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun