Tidak sedikit setiap tahunnya para intelektual Indonesia meninggalkan Indonesia, menurut Sekjen Asosiasi CIBI (Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa) tidak kurang 300 orang bibit unggul bertalenta tinggi Indonesia telah diambil oleh negara luar. Mereka adalah anak-anak super cerdas gifted talented dengan skor IQ 130 ke atas atau very superior yang diambil dari beberapa kota besar seperti Malang, Semarang, Bandung, Jakarta dan Makassar. Iming-iming kesejahteraan selalu ditebarkan sebagai umpan untuk membujuk para anak cerdas agar mau meninggalkan Indonesia dan bersekolah di negara mereka kemudian bekerja sampai fase golden period selesai umur 50 tahun. Mereka menjaring anak cerdas dan memberikan beasiswa perguruan tinggi melalui olimpiade-olimpiade yang sering diikuti oleh Indonesia dan biasanya sering mendapat kemenangan. Singapore, Malaysia, Amerika dan tidak ketinggalan Korea Selatan pun mulai melancarkan pembajakan intelektual ini. Indonesia memiliki sekitar 1,3 juta jiwa anak berpotensi istimewa ini, yang masih melaksanakan pendidikan di Indonesia. Tapi tak ada yang peduli bakal kemana mereka ini suatu saat nanti setelah tamat sekolah menengah. Tinggallah kita Indonesia hanya sebagai pencetak intelek saja, tanpa ada yang mampu mencegah kebocoran intelektual ini. Beginilah nasib sebagi negara miskin, yang hanya mampu mengelus dada melihat putra bangsa berkualitas satu persatu meninggalkan Indonesia...Tragis.!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H