Mohon tunggu...
Armidin
Armidin Mohon Tunggu... Dokter - Berbagi dan bermanfaat

(armidin@yahoo.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendesak, Islam Perlu Standar Kalender Hijriyah

16 November 2010   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering umat islam di dunia terjebak  dalam perbedaan penanggalan hijriyah  islam. Bahkan di dalam negeri sendiri sering kita dapatkan perbedaan tersebut, akibatnya lumrah kita temukan perbedaan perayaan hari besar islam diantara sesama umat islam sendiri. Muhammadiyah dengan metode hisabnya dalam penanggalan islam sering berbeda dengan NU dengan metode rukyahnya.

Hari ini kejadian yang sama terulang kembali dimana Dunia Islam memiliki perbedaan dalam merayakan hari raya idul adha 1431 Hijriyah. Indonesia berbeda dengan Arab Saudi, bahkan di negara kita pun tak terelakkan adanya perbedaan itu. Terdapat dua golongan besar antara Muhammadiyah dan Pemerintah dalam penetapan perayaan hari raya Idul adha 1431 Hijriyah. Muhammadiyah mengikuti kegiatan wukuf di Arafah sebagai 9 zulhijjah pada hari senin 15 November sebagai patokannya yang kemudian tentu keesokan harinya adalah hari tasyrik 10 zulhijjah pada selasa 16 November hari ini sebagai hari raya idul adha nya.

Pemerintah tetap mempertahankan rabu 17 November sebagai hari raya yang dikaitkan dengan metode rukyah yang berpendapat bahwa bulan sabit tipis atau hilal tidak mungkin diamati pada 6 November karena ketinggiannya di atas ufuk masih di bawah dua derajat. Hal itu juga didukung dengan data pengamatan yang menunjukkan hilal belum bisa dilihat atau dirukyah di seluruh Indonesia.

Sebagian umat islam merasakan sedikit kebingungan dengan perbedaan ini, sebagian bersikap pasrah, apatis, bahkan ada yang menganggap aneh karena menurut mereka di zaman yang sudah canggih ini dengan alat dan teknologi serta ilmu pengetahuan yang sangat hebat kita masih 'berbeda' dalam menentukan penanggalan.

Sudahkah kita mulai berpikir untuk mencari solusi perbedaan ini..? Ataukah cukup bersikap pasrah atau mungkin yang lebih parah lagi bersikap apatis 'membiarkan' perbedaan ini terus berlanjut..?

Jawaban itu kembali kepada kita umat islam, pembiaran yang terlalu lama dengan perbedaan ini akan berakibat tidak baik dalam upaya persatuan dan kebersamaan umat. Saatnya sekarang para pemikir dunia islam untuk duduk dan berdialog menetapkan standarisasi kalender hijriyah secara global yang dapat dipakai sebagai acuan universal di seluruh dunia, sehingga tidak ada lagi perbedaan yang 'menyakitkan' dalam menetapkan kegiatan ibadah yang berhubungan dengan kalender hijriyah islam ke depan..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun