Mohon tunggu...
Armen Jenranly Samosir
Armen Jenranly Samosir Mohon Tunggu... -

Menulis itu dunia yang bebas. Ingin memberi dampak pada orang lain lewat tulisan!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa: Letak Masa Depan Bangsa

12 November 2013   12:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:16 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mahasiswa dikenal dengan sikap kritis. Sikap kritis mahasiswa ini dapat terlihat dari berbagai kritikan dan aksi protes yang dilancarkan mahasiswa itu sendiri terhadapa berbagai kebijakan atau suatu keputusan yang tidak berpihak kepada rakyat kecil. Ini merupakan suatu hal yang bisa dibangakan dari mahasiswa di Indonesia. Mereka menjalankan aksinya dengan berbagai cara. Ada yang membuat tulisan, ada yang menggalang demo, ada yang buat teater dengan tema-tema yang pro rakyat, bahkan ada sebagian yang buat beberapa graffiti di dinding-dinding bangunan besar atau di kota-kota besar tampak di pinggir-pinggir jalan. Ya, mereka melakukannya dengan tujuan membela rakyat.

Sikap kritis untuk membela rakyat seperti itu memang sesuatu yang harus kita pertahankan di dalam dunia mahasiswa. Mau tidak mau, terima atau tidak, mahasiswa yang sekarang duduk dibangku perkuliahan akan menggantikan berbagai posisi legislatif, yudikatif, dan eksekutif di negara ini. Bahkan, mungkin kita akan sebagian besar akan menjadi wirausahawan-wirausahawan yang akhirnya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. Posisi strategis mahasiswa saat ini merupakan hal yang seharusnya menjadi pusat perhatian berbagai elemen di negara ini untuk mempersiapakan mahasiswa menjadi orang-orang yang dapat diandalkan dalam bidangnya masing-masing sehingga transformasi ke pada bangsa dan negara yang lebih beradap dan maju dapat secara perlahan-lahan dibangun.

Apa yang terjadi pada mahasiswa sekarang ini? Memang tidak dapat dipungkiri sikap kritis mahasiswa saat ini sesuatu yang harus kita banggakan. Namun, jauh dari itu ada banyak persoalan umum yang perlu kita tinjau ulang atau kita perhatikan ketika berbicara tentang mahasiswa. Sering sekali sikap kritis mahasiswa tersebut tidak disalurkan dengan lebih bijaksana dan mahasiswa seakan kehilangan nilai-nilai sosial ketika tidak sedang mengkritisi suatu kebijakan.

Sikap kritis yang tidak disalurkan dengan lebih bijaksana tampak dari berbagai demo yang dilakukan berbagai mahasiswa di berbagai daerah dengan cara yang hampir sama. Mahasiswa seringkali tampil dengan demonstrasi yang berujung anarkis, setidaknya hal ini dapat kita lihat di berbagai media nasional. Apakah mahasiswa sekarang hanya mengetahui satu cara menyampaikan pendapat saja terkhusus dalam menolak suatu kebijakan? Tentunya tidak. Namun yang sering sekali terjadi hanya cara konvensional tersebutlah yang digunakan padahal hal tersebut tampak tidak efektif karna sering yang menjadi fokus media yang meliput adalah aksi kericuhan yang ditimbulkan bukan isi atau esensi dari aksi mereka. Sudah seharusnya mahasiswa berpikir lebih bijaksana lagi jika akan melancarkan protes atau suatu aksi. Mahasiswa harus menetapkan tujuan dari setiap aksinya supaya dapat berpikir lebih kritis dan terbuka tentang cara yang tepat dan efektif dalam menyampaikan pendapatnya. Mungkin cara-cara demonstrasi yang konvensional deggan memakai pengeras suara bisa sedikit ditinggalkan. Selain mengakibatkan kemacetan juga menambah polusi suara. Mungkin sudah saatnya kita beralih ke media sosial, dengan berbagai tulisan, karikatur atau bahkan teater yang dapat menginspirasi orang lain sehingga esensi dari setiap pendapat dapat tersalurkan atau tersampaikan dengan baik.

Di sisi lain, mahasiswa yang mengebu-gebu untuk perbaikan bangsa ke depan sekan akan tampak bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Tidak sedikit kabar atau berita tengantang berbagai kegiatan plagiat yang terjadi di kalangan mahasiswa, bahkan dalam berkendara sering sekali tampak mahasiswa yang tidak mengikuti peraturan lalu lintas baik dengan tidak menggunakan helm, melawan arah dan menerobos lampu merah. Jika sudah seperti ini, seakan kita akan merasa transformasi bangsa ini makin kian jauh.

Hal penting yang harus disadari oleh setiap mahasiswa dalam rangka menggantikan posisi para pemimpin yang sekarang ini adalah bahwa mahasiswa adalah agen-agen perubahan (agent of change). Dengan menyadari posisi yang begitu penting dalam rangka masa depan bangsa ini, seharusnya lah mahasiswa akan berlaku bak pahlawan-pahlawan zaman perang kemerdekaan. Berusaha sekuat tenaga untuk melakukan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku, memikirkan dengan sebijak-bijaknya dalm menyampaikan pendapat, belajar segiat-giatnya untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan berani tampil untuk tidak malu demi menjunjung kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun