Mohon tunggu...
Arma Shabrina
Arma Shabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingkah Kaderisasi Mahasiswa Baru?

6 Juni 2024   20:01 Diperbarui: 6 Juni 2024   20:17 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang kehidupan, manusia tentunya tidak pernah luput dari proses belajar, mengajar, dan bersosialisasi dengan manusia yang lainnya. Dalam proses bersosialisasi, manusia tidak hanya sekadar berinteraksi, tetapi juga saling mempengaruhi dan membentuk melalui transfer of value. Maksud dari hal ini ialah, tentunya kita memiliki nilai-nilai yang kita pegang---nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada kita, dan nilai-nilai yang lainnya. Begitu halnya pada orang lain yang kita ajak berinteraksi. Tentunya orang lain juga memiliki nilai yang mereka anut. Saat berinteraksi, kedua nilai yang dianut masing-masing individu ini akan bertemu, dan terjadilah transfer of value. Dalam konteks ini, manusia bahkan tanpa sadar melakukan kaderisasi, yang bisa dilihat dari proses orang tua mendidik anaknya hingga ke proses kaderisasi mahasiswa baru di universitas.

Kaderisasi adalah suatu proses penting dalam mempertahankan dan mengembangkan keberlangsungan suatu kelompok atau organisasi. Proses ini tidak hanya terbatas pada dunia organisasi, tetapi juga terjadi dalam skala yang lebih kecil seperti dalam keluarga. Orang tua sebagai pemimpin keluarga mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai dan pengetahuan yang mereka anggap penting, yang pada dasarnya adalah bentuk kaderisasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengetahuan, nilai-nilai baik, dan tradisi keluarga tetap ada, hidup, dan berkembang dari generasi ke generasi. Di lingkungan yang besar, seperti universitas, kaderisasi mahasiswa baru merupakan salah satu elemen kunci dalam pembentukan karakter mahasiswa dan penanaman nilai yang ada di universitas tersebut. Di universitas tempat saya menimba ilmu saat ini---Universitas Airlangga, proses ini biasanya melibatkan serangkaian kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB), PKKMB Fakultas, dan juga OSPEK Fakultas. Namun, sebenarnya pentingkah kaderisasi ini?

Kaderisasi penting adanya karena manfaat yang diberikan bagi kader dan juga pengader. Kaderisasi bermanfaat dalam membantu mahasiswa baru untuk mengembangkan soft skills yang penting seperti kepemimpinan, kerja sama tim, komunikasi, dan manajemen waktu. Melalui berbagai kegiatan kaderisasi, mahasiswa diajarkan untuk bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan suatu penugasan dan lebih mengenal satu sama lain, baik teman satu program studi, maupun teman berbeda fakultas. Dengan adanya hal ini, mahasiswa mendapatkan kesempatan terbuka untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman baru mereka ini. Selain itu, mahasiswa baru perlu memahami budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh universitas mereka. Kaderisasi memberikan kesempatan bagi mereka untuk lebih mengenal tradisi kampus, etika akademik, dan norma-norma sosial yang berlaku. Hal ini penting untuk membantu mereka beradaptasi dengan cepat dan merasa nyaman di lingkungan baru. Melalui kaderisasi, mahasiswa baru memiliki kesempatan untuk membangun jaringan sosial dengan teman-teman seangkatan dan juga dengan kakak kelas mereka. Jaringan ini bisa sangat bermanfaat tidak hanya selama masa studi, tetapi juga setelah lulus nanti. Memiliki jaringan yang kuat bisa membuka banyak peluang dan dukungan di masa depan. Proses kaderisasi juga sering kali dirancang untuk menemukan dan mengasah potensi kepemimpinan di kalangan mahasiswa. Dengan melibatkan mahasiswa baru dalam berbagai kegiatan dan tanggung jawab, mereka belajar menjadi pemimpin yang baik. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi organisasi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat luas ketika mereka nantinya menjadi profesional di masa depan.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami sendiri, pada awalnya, sebenarnya saya bukanlah orang yang menyukai kegiatan OSPEK maupun kaderisasi itu sendiri. Tetapi, seiring berjalannya waktu, saya dapat melihat bahwa kegiatan kaderisasi memang sangat diperlukan adanya. Bukan hanya untuk pengader (Dalam hal ini universitas, fakultas, maupun organisasi tertentu), melainkan juga untuk mahasiswa baru sebagai kader itu sendiri. Dalam kegiatan PKKMB yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga pada saat saya baru saja menjadi mahasiswa baru, saya mendapatkan materi-materi yang sangat bermanfaat. Saya juga jadi mengenal lebih dalam mengenai nilai yang dianut di Universitas Airlangga---Excellence with Morality. Nilai ini sangatlah penting dan telah saya anut sejak saya diperkenalkan dengan nilai ini dan akan saya bawa sampai akhir hayat nanti. Selain menjadi lebih mengenal nilai yang ada di Universitas Airlangga, saya juga semakin kenal dengan teman-teman yang lain, dan menjadi sangat terbantu dalam beradaptasi di lingkungan universitas karena adanya proses kaderisasi ini.

Meski memiliki banyak manfaat, dalam implementasinya, kaderisasi juga tidak luput dari kekurangan. Beberapa pihak berpendapat bahwa proses kaderisasi ini kadang kala bisa terlalu keras atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan yang humanis---Masih banyak elemen pengader yang menggunakan proses kaderisasi sebagai ajang balas dendam dan menjadikan ajang bullying bagi mahasiswa baru. Selain itu, terdapat tantangan yang lainnya yaitu dalam memastikan bahwa proses kaderisasi dilakukan dengan cara yang inklusif dan tidak diskriminatif. Hal ini tentunya sangat diperlukan agar semua mahasiswa baru bisa merasakan manfaatnya tanpa merasa terintimidasi atau diasingkan. Kaderisasi mahasiswa baru adalah proses yang penting dalam dunia pendidikan tinggi. Kaderisasi memiliki peran besar dalam membantu mahasiswa baru beradaptasi, mengembangkan keterampilan penting, dan membangun jaringan yang kuat. Namun, penting bagi setiap universitas dan organisasi mahasiswa untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki proses kaderisasi agar tetap relevan, inklusif, dan bermanfaat bagi semua pihak. Dengan demikian, kaderisasi bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga investasi dalam membentuk pemimpin masa depan yang kompeten dan berintegritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun