Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Tua

15 Januari 2020   18:29 Diperbarui: 15 Januari 2020   18:35 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

Saat aku linglung
membawa raga yang limbung
kudapati pohon tua
begitu lebat daunnya

Aku berteduh di bawahnya
menghindari sengatan sang surya
meski tua aku bersandar pada batangnya
seraya memandang jalan penuh kelokan

Sebelum kuputuskan melangkah pergi
hati kecil ini berkata:
"Betapa berartinya hidup pohon ini
hingga menua menjadi sandaran yang meneduhkan"

Gowa | 15 | 01 | 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun