Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memilih Menjadi Sekrup

28 November 2019   09:43 Diperbarui: 28 November 2019   09:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Persetan dengan moralitas umum
yang membelenggu
persetan segala rupa atribut sosial
yang determinis
setiap orang bebas memaku dan memilih arah tuju" tandasnya

Sebelas tahun waktu dijalani
dalam perkhidmatan
lunglai langkah laku
padam gelora perjuangan
di depan godaan hidup
yang menjamin ketercukupan isi perut

Alur hidup berputar di jalanan usai
semenjak arah angin mengubah haluan
himpunan kata-kata protes
dan kepal tangan kiri
yang kerap meninju cakrawala bisu
bukan lagi zamannya

Sejak mengakhiri satu babakan waktu
yang cukup melelahkan
ia sudah memilih menjadi sekrup
dengan uliran paling menawan
ia telah menggadaikan isi kepalanya
kemudian menjelma menjadi penyangga
pabrik pengrusak ekologi dan kemanusiaan

Makassar | 28 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun