Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dikeroyok Sunyi Pagi

17 November 2019   07:31 Diperbarui: 17 November 2019   07:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pxhere.com

Petala langit diam
tanpa arak-arakan awan
bunga pucuk merah membatu
kawanan burung bungkam
hanya deru angin sesekali menyapa

Kuusap dua mata
lalu mematung
aku kira hanya mimpi
rupanya benar-benar nyata
sunyi telah bersekutu pagi

Matilah aku
pagi ini kawanan sunyi
mengeroyokku
tanpa ampun tanpa belas kasih

Sunyi pagi membelah dada
mencincang habis isinya
tersisa sekeping hati
setia memanggil namamu

Gowa | 17 November 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun