Biji-biji mata telah beralih
mulut-mulut kian gagu
tangan-tangan tak lagi akrab bersalaman
demi sepotong kebahagiaan
ramai orang tinggalkan dunia realita
hijrah ke dunia lain
tapi kekeluargaan tergerus
cendawan individualisme kian subur
keramahan alam dan manusia
pelan menghilang
pun canda tawa tatapan langsung
mulai dilupakan
tegur sapa seadanya saja
kini tersisa sepi merambak
pekarangan rumah sepi
perkampungan kumuh sepi
kolong jembatan sepi
jalanan sepi
selokan sepi
lautan sepi
sungai-sungai sepi
hutan-hutan sepi
pohon-pohon sepi
gunung-gunung sepi
gubuk-gubuk sepi
kuburan sepi
rumah ibadah sepi
sepi dari perhatian manusia
pada sibuk mengutui diri
dan berseliweran di dunia maya
(Makassar, 19/09/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H