Ibuku miskin kata puitis
tapi berlimpah kasih sayang
Ibuku tak pernah setengah hati
memberi hujan cinta
tak peduli laju waktu
telah merontokkan gigi
dan rambut ayahku
Ibuku tetap mengagumi
Ibuku begitu setia
sejak ayahku hidup
hingga ayahku sudah menghuni
gundukan tanah
Dalam kebisingan dan kesenyapan,
ia hanya menyebut nama ayahku
derai air mata selalu bersaksi
atas senandung kerinduan Ibuku
Sanggupkah kau
memberi cinta yang seperti itu?
ada dan tiadaku di sisimu
kau hanya mencintaiku...
(Makassar, 18/09/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H