Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Kemarau yang Panjang

4 September 2019   11:46 Diperbarui: 4 September 2019   19:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

Rupa-rupa wajah di kolong langit
Meruahkan peluh
Memahat mimpi
Di tanah yang kian retak
Oleh kemarau panjang

Jangan membatu
Jangan membuta
Lihat sana-sini
Sekeliling sungai sawah mengering
Piring-piring kaum pinggiran berdebu

Napas mulai bengek
Menghirup udara panas beracun
Harapan kian buntu
Isi kepala kian rontok
Dicabuti terik matahari

Di kemarau yang panjang
Panjangkan napas menolong

(Makassar, 04/09/2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun