jalan buntu, tak bisa lewat, tapi derap langkah tak mau henti. hendak ke mana jika semua jalan yang kususuri menjadi buntu
haruskah aku diam saja mematung? membiarkan waktu mencicipi kesalku. menanti lalat nakal merubungi
coba katakan apa yang harus kulakukan. karena di sekelilingku tembok besar merintang. setinggi empat meter kokoh mengadang
haruskah aku robohkan tembok besar itu? bila kuruntuhkan, apakah aku akan dikenang sebagai sosok yang meretas jalan baru ataukah dicap perusak?
(Catatan langit, 2019)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!