Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kritik dan Curhat Batu

5 Juli 2019   22:40 Diperbarui: 5 Juli 2019   22:55 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sore tadi ketika langit berwarna tembaga, aku bertemu dengan banyak batu. entah mengapa tiba-tiba mereka bisa berbicara layaknya manusia. mereka memohon agar kritik dan curahan hatinya didengarkan. karena penasaran, kupenuhi pintanya

satu persatu perwakilan batu maju ke kupingku dan berbisik lirih: "pagi hari, manusia terlalu sering buru-buru mengejar matahari. kami yang berdiri di luar aspal selalu jadi tumbal, jatuh ke selokan, karena terlindas kendaraan kalian" ujar batu mungil tepi aspal

"manusia terlalu tamak menyusun batu. seolah menantang langit" singkat batu merah. "manusia mengundang malapetaka bagi sesamanya, karena setiap hari mengikis perut besarku" tegas batu gunung

sebelum para utusan batu pamit dari hadapanku, mereka berbaris rapi, kemudian kompak berteriak: "kecerdasan manusia memang luar biasa. manusia memiliki alat, tuk menunjukkan kekuatan. tapi bagaimanapun, kami lebih kuat dan kalian adalah makhluk yang rapuh dan serakah"

(catatan langit, 5 juli 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun