Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senandung Kopi Pagi

2 Juli 2019   07:01 Diperbarui: 2 Juli 2019   07:12 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com

termangu di sudut ruang remang, sambil merenda asa di pagi dingin menggigil, ketika kabut masih sibuk saling ajak pulang tinggalkan mayapada

kuseduh kopi bersama sisa kesenduan semalam. ketika kureguk serbuk kopi yang berenang di dalam cangkir bening, sontak hangat menyentuh rongga dadaku

ahay. kubiarkan si hitam pekat menjalari jiwa ragaku. aliran darah yang beku serasa telah mengalir. imaji yang tertawan di jeruji rasa kini kembali bebas mengembara

atas nikmat kopi yang menjelma bait ini, kusyukuri semuanya Tuhan

(catatan langit, 2 juli 2019)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun