Musim lalu, para teknokrat terbangkan pesan melalui desiran angin agar semua mulut harus diam. Diam membatu. Karena kampung-kampung ketika itu telah rusuh akibat hamburan kata-kata.
"Barangkali mereka sudah pikun ya, sebab mereka pun tak pernah diam. Mungkin juga mereka lupa sejarah: semakin kata-kata dibungkam, semakin ia bermunculan bak jamur di musim hujan" bisikku pada dinding bisu di sampingku.
Tak habis pikir saja, mereka melarang hegemoni pemikiran lewat kata-kata, sementara mereka sendiri melakukan hegemoni.
(Catatan langit, 26 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H