Aku ingin seperti gugusan bintang yang setiap malam menyinari hati kaum tertindas; proletar, setelah lelah di siang hari bergulat di antara deru mesin demi menyerahkan bulir-bulir peluhnya kepada para majikan.
Aku ingin seperti gugusan bintang untuk menghibur pelupuk mata para kafilah cinta melalui taburan cahaya. Agar mereka tak lagi merasakan luka di kedua telapak kakinya setelah letih memperjalankan diri demi merengkuh cinta-Nya.
Akupun ingin menjelma gugusan bintang yang elok menggantung di cakrawala, untuk menerangi sisi gelap batin para orang-orang kaya. Dengan sejumput asa: hati mereka tergerak menafkahkan hartanya untuk orang-orang miskin.
Kutahu keinginan ini berlebihan, tapi aku tak putus asa melayangkan pinta kepada-Nya; semoga Ia memeluk semua inginku, mengilhamiku cara agar tetap menyinari lorong kehidupan orang-orang yang membutuhkanku.
(Catatan langit, 18 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H