Akulah yang paling merasa kehilangan di saat kau memutuskan untuk pergi dari ruang kerja ini.
Kau tahu, bukan seberapa lama kau hadir di sini,
tapi soal berapa banyak aksara-aksara kenangan yang pernah kau gurat bersamaku di lembaran waktu.
Untuk yang tak berarti akan ringan hati melepas pergi bagai tertiup angin seketika raib,
tapi untuk orang yang sangat berarti, bagaimana aku akan rela melepasmu.
Kecamuk angin topan tak mampu menyapu bersih sketsa kenangan yang pernah kau arsir.
Sungguh berat hati kehilangan sosok sahabat.
Kata "doakan dan biarkan aku pergi" tak akan cukup mengganti kepergianmu.
(Catatan langit, 16 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H