Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tentang Reformasi

13 Mei 2019   03:32 Diperbarui: 13 Mei 2019   04:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika itu banyak teriakan revolusi
Oleh gerakan mahasiswa di penjuru negeri
Tapi tak terealisasi
Pada akhirnya memilih reformasi
Tambal sulam yang menjadi esensi
Meski demikian cacat sana-sini
Masih terlihat ramai
Seperti supremasi hukum dan korupsi
Kemiskinan pun belum semua teratasi
Tak heran masih ada yang mengkritisi
Memplesetkan reformasi
Yakni menjelma menjadi repot nasi
Jujur amat sederhana inti dari puisi ini
Berharap agar penguasa sepenuh hati
Membumikan cita-cita reformasi

(Catatan langit, 13 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun