Ketika itu banyak teriakan revolusi
Oleh gerakan mahasiswa di penjuru negeri
Tapi tak terealisasi
Pada akhirnya memilih reformasi
Tambal sulam yang menjadi esensi
Meski demikian cacat sana-sini
Masih terlihat ramai
Seperti supremasi hukum dan korupsi
Kemiskinan pun belum semua teratasi
Tak heran masih ada yang mengkritisi
Memplesetkan reformasi
Yakni menjelma menjadi repot nasi
Jujur amat sederhana inti dari puisi ini
Berharap agar penguasa sepenuh hati
Membumikan cita-cita reformasi
(Catatan langit, 13 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H