barangkali aku harus menghindar sesaat. karena aku terlalu sering di matamu. melebur bersama pupil dan retinamu. hingga kau jemu menangkap bayangku
namun bila saja nanti di saat aku telah jauh, dan bulir-bulir air matamu jatuh berderai karena mencariku. maka tak usah awan risau bergelayutan di langit jiwamu
tak usah air mata menggenangi wajahmu. cukup kau merindu, maka seketika ku kan datang, karena sesungguhnya, aku tak pernah pergi darimu
(Catatan langit, 11 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!