Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terima Kasih Guruku

3 Mei 2019   06:49 Diperbarui: 3 Mei 2019   06:50 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika itu, pagi masih gelap, hening masih merajai lingkungan sekolah. Suaramu pun sudah melengking di sudut kelas.

Ketika matahari mulai beranjak, bulir-bulir peluhmu mulai bermunculan satu persatu di keningmu, kau tak seka.

Butiran kecil kapur tulis melayang di sekitar wajahmu, kau tak hirau. Pun telapak tangan hingga sikumu penuh kapur tulis, kau abaikan.

Debu-debu menyusup ke kelas dari lapangan upacara, kau tak pedulikan. Kau tetap semangat menggores aksara di papan tulis.

Semua itu untuk menajamkan daya pikirku, menempa sikapku, sebagai bekal meniti waktu. Terima kasih guruku untuk semuanya. Tanpamu, apa jadinya aku saat ini.

(Catatan langit, 3 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun