Aku seorang guru. Melapuk dalam waktu. Menangisi kantong tipis ditanggal tua. Menjerit ketika menghitung belanja bulanan.
Menghitung biaya sekolah anak-anak. Menghitung belanja istri, biaya listrik, air, dan biaya untuk isi dapur sehari-hari.
Apakah aku menyerah mengasah budi?
Tidak, karena masa depan anak-anak bangsa lebih berarti dari diriku.
Kalau dirimu prihatin atas nasibku, silahkan. Pastinya, meski ku kalah dalam kehidupan, aku tetap menang dalam sejarah.
(Catatan langit, 30/04/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H