Di siang yang panas ini, aku menepi. Mencari tempat untuk berteduh. Kudapati ruang berdebu dengan kipas angin berkarat. Sejenak aku membatin, lalu kuputuskan memasuki gudang kata-kata.
Di dalamnya banyak himpunan kata-kata, terikat rapi. Kupilih beberapa ikat di antaranya yang bisa menolongku dalam perjalanan.
Kuajak mereka menyusuri bilik-bilik masa lalu, karena ada rasaku terhadap Daeng Puji yang belum rampung untuk kugurat kembali menjadi kisah di masa kini.
Kau tahu, kata-kata telah menyerah, tak sanggup mengurai rasa di masa lalu ketika pertama kali bertemu dengannya. Akhirnya, aku dan kata-kata tersesat di dalamnya. Dan akupun telah menjadi kata-kata.
(Catatan langit, 29/04/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H