Kuberitahu satu hal, saat ini, telingaku batu kawan, untuk apa kau cerocos sepanjang waktu. Meski kau hujani begitu deras telingaku dengan butiran kata, tak akan kudengar. Jadi, daripada boros kata, berhentilah menerjang telingaku dengan kata-kata. Tak akan pernah tembus.
Telinga batuku sudah memalang di pintu masuk, tak lagi bisa menerima tamu serupa doktrin yang menyesatkan. Tak lagi bisa diajak kompromi oleh pihak-pihak yang haus kekuasaan. Sekarang, berjalanlah, di atas jalanmu, tak usah kau ceramahi telingaku, apalagi memaksa telinga batuku tunduk pada ideologimu.
(Catatan langit, 26/04/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!