Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telingaku Batu, Kawan

26 April 2019   16:05 Diperbarui: 26 April 2019   16:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Kuberitahu satu hal, saat ini, telingaku batu kawan, untuk apa kau cerocos sepanjang waktu. Meski kau hujani begitu deras telingaku dengan butiran kata, tak akan kudengar. Jadi, daripada boros kata, berhentilah menerjang telingaku dengan kata-kata. Tak akan pernah tembus.

Telinga batuku sudah memalang di pintu masuk, tak lagi bisa menerima tamu serupa doktrin yang menyesatkan. Tak lagi bisa diajak kompromi oleh pihak-pihak yang haus kekuasaan. Sekarang, berjalanlah, di atas jalanmu, tak usah kau ceramahi telingaku, apalagi memaksa telinga batuku tunduk pada ideologimu.

(Catatan langit, 26/04/2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun