Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Matamu dan Mataku Sungguh Berbeda

25 April 2019   10:36 Diperbarui: 25 April 2019   11:21 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Matamu memuja sinar lembut lembayung senja. Mataku memuja sinar panas matahari. Matamu memotret keindahan, sedang mataku memotret kezaliman.

Matamu menemukan surga dunia. Mataku menemukan neraka dunia. Matamu menghindari serakan sampah, sedang mataku menikmatinya setiap hari.

Ah...jangan pura-pura tidak melihat kawan. Jangan pula berapologi. Nanti Tuhan murka kepadamu karena menyembunyikan fakta ketertindasan.

Jangan berpura-pura buta kawan, di sini sangat terang-benderang, masih banyak orang susah bertebaran di bawah kolong langit Nusantara.

(Catatan langit, Makassar 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun