Bosan serasa merajai hari-hariku. Di mana-mana berita hiruk-pikuk politik mendominasi. Bagai makanan tersaji, meski ku tak lapar, juga dipaksa untuk melahap.
Seolah mata ini telah lelah membaca rangkaian aksara yang tak menyejukkan. Telinga inipun serasa sudah jemu mendengar suara-suara bising.
Nyaris semuanya terseret dalam pusaran politik. Ada yang serius, ada yang sekadar ikut meramaikan. Ada pula yang berbusa-busa karena mereka punya kepentingan ekonomi politik.
Ada pula yang membela mati-matian karena khawatir akan dicopot dari jabatannya atau dimutasi tempat kerja, mungkin jauuuhhh... ke ujung samudra.
Semuanya berujung pada kubu-kubuan. Sejak dulu saya menggurat bait-bait pengingat. Jagalah lisan dan jemari Anda. Jangan membelah ikatan persaudaraan hanya karena beda dukungan politik.
Kusingkat saja. Untuk Anda yang di dalam bilik hatinya ada terukir Islam, kuselipkan dibait puisi ini, ayat dari Tuhan untukmu sebagai pengingat saja:
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara" Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 10. Jikalau itu dirasa belum cukup, nih hadis Nabi:
"Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya." (HR. Ahmad, Bukhari, &Muslim).
(Catatan langit, 19 April 2019)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI