Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mungkinkah Terwujud, Demokrasi Tanpa Kebohongan?

18 April 2019   09:42 Diperbarui: 18 April 2019   09:49 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pagi yang bising ini, ketika mentari hendak berlari tinggalkan embun dan halimun, Daeng Nakku mendatangiku, lalu bertanya: "Mungkinkah terwujud alam demokrasi tanpa kebohongan?".

Kutegakkan kepalaku di atas sofa: "Daeng Nakku ingin aku jujur? Daeng Nakku ingin aku katakan yang sebenarnya?" tegasku ke dia. "Ya iyalah" katanya. "Baiklah, akan kupaparkan" ujarku.

Ehm....itu mungkin terwujud, tapi sulit. Anda tahu kan, demokrasi sejak pertama kali mekar di Yunani ; demokrasi tua, sudah dipenuhi dengan kebohongan. Filsuf Yunani menyebut pelakunya sebagai demagog; ahli membohongi rakyat melalui pidato.

Sekarang pun, di negeri ini, kebohongan itu bisa bersemi karena derasnya hasrat kuasa yang sulit dibendung...Bisa saja terwujud, jika dalam perhelatan politik, setiap yang berjanji dibuatkan kaidah khusus, bahwa para penebarnya akan mendekam di jeruji besi jika khianati janji.

Memang sih sudah ada kaidah khusus yang siap menjerat pelakunya, tapi itu masih terlalu umum...setelah kuterangkan, akhirnya, Daeng Nakku pun berlalu dari mataku, tanpa pamit, kopi hangat dan ubi goreng ditinggal pergi. Kutahu ia tak sependapat denganku.

(Catatan langit, 18 April 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun