Dari raut wajahnya, tak kutemukan sedikitpun mengalir sungai kecil penderitaan. Yang kujumpai ialah samudra kebahagiaan.
Ia berjalan dalam pelukan sinar matahari pagi, parasnya tetap bersahabat. Memekarkan senyuman terindah.
Pun sama dalam pelukan matahari siang dan petang. Terlebih jika menapak di bawah langit malam temaram.
Tiada beban berat di pundaknya, tiada ambisi membara di dadanya. Tiada kata keji terlontar dari lisannya.
Kau tahu kawan, manusia yang paling bahagia di dunia ini? Merekalah yang selama ini dipojokkan dalam sejarah.
Merekalah yang tidak dimuliakan, yang dijauhi dari khalayak. Kutegaskan, yang paling bahagia itu adalah orang gila.
Kebahagiaan seolah telah tertukar. Yang mengaku sadar justru paling menderita di dunia ini.
(Catatan langit, 10/4/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H