Aku sudah kalah telak
Tujuh kosong darimu
Tapi belum ada penghormatan
Yang kau tunjukkan
Aku sudah terjatuh
Hancur berkeping-keping
Masih saja kau tertawa
Dan bernyanyi di depan jidatku
Jemariku sudah patah
Kakiku sudah melepuh
Masih saja dirimu tak hirau
Tak memberi hakku
Ya sudah aku pergi darimu
Mungkin saja matamu
Dan juga hatimu
Tak terima lagi kebenaranku
Tetaplah pada duniamu
Yang penuh diskriminasi;
Menentukan nasib seseorang
Sesuai seleramu
Tetap saja dipendirianmu
Akupun akan tetap dipendirianku
Hingga waktu akan menguji
Mengurai hakikat tersembunyi
Apakah aku pantas kalah
Ataukah dirimulah
Yang seharusnya kalah
(Catatan langit)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H