Malam bagi Daeng Tayang, tidaklah istimewa. Kelelahan seharian mengayuh becak di jantung kota mencari rezekiNya membuatnya seperti kehilangan rasa untuk menikmati malam dan segala keindahannya.
Bagi Daeng Tayang, tak ada tabur bintang, tak ada sinar lembut sang rembulan, tak ada kelap-kelip bintang dan kunang-kunang. Semua keindahan itu tak mengubah keadaannya yang dijepit derita hidup.
Semua keindahan malam berlalu begitu saja. Baginya, malam tak lebih dari sekadar waktu untuk menabung tenaga, agar esok hari kembali segar bergulat di bawah kolong langit yang disiram sinar matahari yang panas membakar.
(Catatan langit, 23/03/19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H