Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Daki-daki Peradaban Negeri

20 Maret 2019   14:32 Diperbarui: 20 Maret 2019   14:48 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Daki-daki peradaban negeri
Terus melekat di tubuh negeri, baunya masuk ke jantung membuat sesak napas. Disangkanya telah berbakti untuk kemajuan, nyatanya membuat kotoran dan merusak keindahan negeri.

Daki-daki peradaban negeri, terus membusungkan dada. Menipu khalayak dengan penampilannya. Saudara-saudaraku yang perutnya lama keroncongan, pikiran jernihnya terganggu, terpaksa teperdaya oleh sihir kata-kata yang ia semprotkan ke udara.

Daki-daki peradaban negeri tak henti mendekap membawa kepentingan-kepentingan sempitnya. Hari ini menempel erat, esok lusa menempeleng wajah Ibu Pertiwi dengan bau busuknya yang menyengat.

Daki-daki peradaban negeri, sehari-hari membuat ruang negeri tercemar. Khawatir kalau tak dibersihkan, akan terus mencemari yang lainnya, yang masih suci bersih. Tolong, sebelum terlampau jauh menodai negeri dan mengundang penyakit, bersihkan mereka sekarang juga.

(Catatan langit, 20/03/19)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun