Sepi selimuti langit pagi
mengusir deru angin
yang semalam berpesta
Ia merayap di tanah basah
Mencumbui tubuh embun
Memeluk rindang pepohonan
Meski mentari menyapu gelap
Sepi belum mau pergi
Sepi itu alamiah
Datang dicelah waktu
Tanamkan kuasa
Jadilah sepi di laut;
dari riak ombak
dari gemuruh ombak
Jadilah sepi di hutan rimba
dari raungan dan kicauan
Tapi sepi jiwa tak alamiah...
Dan pagi ini aku terkekeh-kekeh
Karena membunuh sepi
Bukan sepi membunuh
Melalui puisi aku tikam
Sepilah langit, sepilah laut, sepilah hutan,
Tapi tak kubiarkan kau selimuti jiwa
Merampas syairku
(Catatan langit, 15 Februari 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H