Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membunuh Sepi

15 Februari 2019   07:10 Diperbarui: 15 Februari 2019   07:28 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.foap.com

Sepi selimuti langit pagi
mengusir deru angin
yang semalam berpesta
Ia merayap di tanah basah
Mencumbui tubuh embun
Memeluk rindang pepohonan
Meski mentari menyapu gelap
Sepi belum mau pergi

Sepi itu alamiah
Datang dicelah waktu
Tanamkan kuasa
Jadilah sepi di laut;
dari riak ombak
dari gemuruh ombak
Jadilah sepi di hutan rimba
dari raungan dan kicauan

Tapi sepi jiwa tak alamiah...
Dan pagi ini aku terkekeh-kekeh
Karena membunuh sepi
Bukan sepi membunuh
Melalui puisi aku tikam
Sepilah langit, sepilah laut, sepilah hutan,
Tapi tak kubiarkan kau selimuti jiwa
Merampas syairku

(Catatan langit, 15 Februari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun