Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menempel(eng)

4 Februari 2019   07:30 Diperbarui: 4 Februari 2019   07:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia berlomba
Di bawah sinar mentari
Mengejar mimpi
Mengejar harga diri

Kulihat,
Bocah kecil termangu
Sembari menempel wajah di punggung ayahnya
Lalu melaju kencang di atas aspal
Esok lusa, di masa mendatang
Jangan menempeleng ayahmu ya
dengan lakumu...

Jika ia masih hidup
Tempel wajahmu di punggungnya
Rasakan hangatnya
Rasakan lelahnya
Agar kau tak menempeleng

(Catatan langit, 4 Februari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun