Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terkurung

30 Januari 2019   07:05 Diperbarui: 30 Januari 2019   07:21 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wakilrakyatku.com

Kembali sosokmu
mengurungku dalam ruang hampa
Merantai wujudku dengan ikatan kuat
Pada setiap tarikan nafas
Kucoba meretas jalan baru
Tapi tak kutemukan celah

Aku meronta-ronta dalam benak
Hendak melepas semua hegemonimu
Memberaki otakku
ketika belum bisa mengunyah berbagai logika dan terma asing

Suara makin memekik
namun menuai abai...
Meski lama membatin
Tak kutemukan antitesis
untuk meruntuhkan tesismu
Yang lama menduduki alam pikiran

Ya sudah aku kalah lagi
Esok lusa ku janji
Akan ku geledah bagian lain segi empat buntu ini
Menyusun pikiran lama yang berserak
Mengelaborasi gagasan Timur dan Barat
Lalu kembali berdiri menantang
Untuk bebaskan diri dari cengkeraman
Agar hidup tak seperti burung beo
terkurung dalam sangkar
Tahu melantunkan kata, tapi tak paham makna

(Catatan langit)
Makassar, 30 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun