Ooo...eee..uuu...iii...aaa...
Ini puisi gila
Bukan gila puisi
Jangan terlalu lama dibaca
Nanti Anda pusing
dan puisi Anda ikut-ikutan gila
Ini puisi gila
Mengajak menjadi orang gila
Karena kita sudah lelah dengan sandiwara orang sadar
Tatanan hidup suguhan orang sadar
kerap hadirkan derita
Tengoklah orang-orang gila di jalanan
Betapa bahagianya mereka ketimbang orang sadar
Meski debu menempel wajahnya
Berjalan di bawah terik matahari tanpa alas kaki
Tapi senyumnya selalu mekar, tawanya lepas
Ini puisi gila
Mengajak mengamati kegilaan orang sadar:
Patuh jika ada yang lihat
Ibadah mengharap surga
Kaya tanpa cucuran keringat
Mengabdi ke negeri karena fulus
Hujan dan panas mengeluh
Lapar dan kenyang mengeluh
Mulut berbusa katakan keadilan tapi laku amat zalim
Di rumah tampakkan wajah asli, di muka publik bertopeng
Ha...ha...ha...
Hi...hi...hi...
Ini puisi gila
Liar merambat ke mana-mana
Tak tahu awal dan akhir
Tak peduli kata orang
Yang penting ada amanat
Ae...ae...ae...
Oa...oa...oa...
Ini puisi gila
Majasnya aneh
Tak hirau rima
Miskin imaji dan diksi
Lariknya kacau balau
Maklum, namanya juga puisi gila
(Catatan langit, 28 Januari 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H