Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Daeng

25 Januari 2019   19:27 Diperbarui: 25 Januari 2019   19:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: etalasebundaku.wordpress.com

Daeng,
Sudah lama kau mengabdi kepada negeri
Menghabiskan usia menjadi guru sederhana
Mencurahkan segenap pikiran dan tenagamu
semata-mata mencari bahagia

Daeng,
Dulu, kepada murid-muridmu kau katakan:
Raihlah masa depanmu yang cerah
Sementara masa depanmu sendiri
gamblang membayang : suram buram

Kau katakan kepada murid-muridmu:
Kelak jadilah suami atau istri yang baik, membahagiakan pasangan
Tapi bagaimana mungkin
Kau berbagi sementara dirimu sendiri tak bahagia

Daeng,
Di mana rumahmu kini
Gubuk tuamu di kota Daeng
yang seperti sarang merpati itu
Di bawah pohon mangga
di dekat kolam ikan dan pembuangan sampah
telah roboh diterpa angin kencang

Daeng,
Negara sudah memenuhi kewajibannya
Memberimu gaji pensiun jelang usia senjamu
Tapi mengapa kebahagiaanmu pun ikut pensiun
Hidupmu merana,
Dua anak dan istrimu pergi jauh
tinggalkan sepi dalam kesendirianmu

Daeng,
Malam telah tiba
Hidupmu yang malang pun tiba

(Catatan langit, 25 Januari 2019)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun