[caption id="attachment_358812" align="aligncenter" width="553" caption="Pak Sadino (Dok Harian Nasional/Dian Riski)"][/caption]
Rumahnya berada di gang sempit. Mobil pun tidak masuk. Penghuni rumah itu Sadino. Sadino menempati rumah petakan di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. Tidak ada istimewa dari pemilik ini. Tetapi dari semangat mengumpulkan uang dan berdoa, pria berumur 72 tahun ini bisa berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini (2014).
Sadino sehari-hari hanya seorang loper koran. Ia bermodalkan sepeda untuk mengantarkan koran setiap pagi di kawasan Sawangan, Depok.
Sadino sudah lama, ingin melaksanakan rukun Islam yang kelima itu. Ia mengumpulkan uang sudah sejak lama. Sewaktu masih menjadi pegawai PLN, pria keturunan Jawa sudah menabung untuk berhaji.
Pada 2010, Sadino diajak temannya untuk mendaftar haji. Uang yang disetorkan hanya Rp25 juta. Pihak Kementerian Agama menolaknya.
Ia pun berpikir dengan uang Rp25 juta ditolak, padahal yang punya uang banyak sudah mendaftar."kalau hanya mengandalkan logika tidak bisa berangkat haji," kenang Sadino.
Sadino pun ikhtiar lahir batin. Dari lahir, Kakek dari tiga cucu ini bekerja apa saja untuk mengumpulkan uang demi ke Baitullah dan ziarah Rasulullah.
Dari segi batin, Sadino rajin berdoa agar cita-cita berangkat haji dikabulkan oleh Allah. Ia pun rajin berdoa. Ternyata, doa hamba, seorang Sadino dikabulkan Sang Pencipta. Pada 2014, ia dapat melunasi kekukurangan untuk biaya ibadah haji.
Dari kisah Sadino, kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga terutama untuk ikhtiar atau usaha secara lahir dan batin. Sangat tepat untuk Sadino itu Man Jadda Wajada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H