Mohon tunggu...
Arman Panigfat
Arman Panigfat Mohon Tunggu... Pemerhati -

Institut Tinta Manuru Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mario, Cinta Terlarang

1 Oktober 2017   03:39 Diperbarui: 1 Oktober 2017   03:47 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pukul 19.45 Wib, malam suasana ruangan tidak terlalu terang, tepatnya di Kopi Kina Caffe Tebet Jakarta Selatan, tempat itu kerap di gunakan oleh anak muda untuk nimbrung. Menekuk aneka rasa khas kopi Tubruk lokal. Kopi Sumatra, Lombok, Aceh, lampung. ataupun rasa manca Negara Arabica, Robusta dan espresso. 

Suasananya eksotis sekedar melampiaskan sisa aktivitas seharian, Kota ini cukup tersohor macetnya, rentan pula penyakit stres Tahun 2014 saya membaca tajuk berita Warta Kota, Koran Warta Kota mengulas hiruk pikuk kota Jakarta dan seorang anak remaja sebagai sampele, menurut orang tuanya diam-diam anaknya bersikap pendiam sementara tidak ada gejala penyakit yang tampak pada anaknya akhirnya orang tuanya mengambil keputusan memeriksa di Dokter ternya kata Dokter anak Bapak Positif mengindap Penyakit Stres. 

Di Kota ini jarak yang dapat di tempuh menitan bisa berjam-jam. Saking macetnya ekonom berpikir bagaimana mendatangkan profit, politisi mengangkat takline 100 hari kerja mengatasi Macet sebagian kalangan menyebut keaneka ragaman sosial.

Pukul 21.30. waktu Jakarta, cengang dan secangkir kopi tubruk pahit mendorong isi kepala setelah berjam-jam melawan kemacetan. Tiba-tiba ucap Mario (nama semaran), dari pada obrolan monoton tentang matakuliah dan pembuatan Tesis di akhir studi membuat aliran darah dan saraf tidak berfungsi sebaiknya aku menceritakan pengalaman sepanjang menjadi seorang Dosen, lanjut dia tapi tak boleh di umbar ya, apalagi sampai tetangga sebelah mengetahuinya bisa-bisa aku di sembelih sebelum datang bulan kurban. hehehe.. ah, kami berjanji cerita ini akan di tutup rapat-rapat.

Begini lanjutnya, satu hari tepatnya di akhir semester. Seorang  Mahasiswi menghampiri dan menanyakan soal dirinya yang tidak mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), loh, saut Mario memangnya selama ini kamu kemana, teman-teman sudah pada selesai smester, ko kamu belum. Otak kirinya udah mulai memainkan perannya, belum lagi aturan kampus di kedepankan yang pastinya belepotan urasannya, lanjut mahasiswi justru itulah saya mau konsultasi sama pa, apakah saya boleh ikut ujian susulan atau seperti gemana asalkan bisa mendapatkan nilai, dalam waktu dekat saya juga sudah harus wisuda, tidak mau berlama-lama di kampus. 

Pak gimana dengan nilai saya? lah kamu harus mengikuti ujian mata kuliah yang saya asuh kalau tidak bagaimana dapat nilainya. Sambung mahasiswi kapan ujiannya, terserah kamu. Bapa bisa aja, ko terserah aku. Iya, soalnya saya lagi sibuk mengimput nilai teman-temanmu, nanti sudah punya waktu hubungi. Kata Mahasiswi misalkan Bapak tidak keberatan ujiannya bisa di lakukan di luar jam kuliah? mario mencoba untuk beralibi, namun dalam hati kecilnya 100% menyetujui.

Waktu berjalan, hari dan jam pertemuan pun diatur tak lain adalah untuk mejwab nilai kelulusan itulah harapan besar mahasiswa, lebih-lebihnya kebanggaan orang tuah ketika anaknya bergelar serjana. Jam pertemuan pun terjadi, tiba-tiba suasananya berubah pertemuannya bukan lagi di caffe atau warteg malah memboyong ke sebuah hotel di pramuka mungkin, "demi sebuah nilai kelulusan"  tubuh bisa di obral. Simpal aku gimana perasanmu ketika ritual badan terjadi antara nilai dan iba imanmu!! kilahnya aku juga kasian sih, namanya juga orang udah penetrasi dan orgasme justru yang timbul rasa bersalah, malu, emosi, kesepian persis orang melakukan onani gangguan sikologi. Eh jorok ngomongin sentuh-sentuh badan segala.

Nilai kelulusan memang sakral. Gara-gara Nilai, seorang Mahasiswa di Medan  nekat membunuh Dosen pengujinya dengan cara menggorok leher karena kesal di bantai sewaktu menguji ujian akhir sikripsi, dengan nilai seorang serjana di sebuah Universitas tidak di terimah lamarannya di perusahaan atau di instansi pemerintahan, itu tentang "nilai". sehingga orang dapat melakukan apa  saja asalkan dapat memenuhi standar baku sekalipun itu sedikit kekonyolan, namun itu potret dalam dunia kerja. Menurut prediksiku kejadian yang menimpa mahasiswi dan Mario sekedar faktor kebutulan ataupun bisa jadi kemujuran lagi berpihak kepadanya. Mahasiswi harus mendapatkan nilai kelulusan sementara Mario mendapatkan kesempatan.

Malam pun larut bising suara knalpot mobil dan motor perlahan berkurang, menandakan kemacetan jalan raya mulai reda, tapi dalam hati kecil tidak habis pikir nilai di atas kertas tidak berharga itu orang dapat merelakan hal yang paling berharga darinya semata-mata untuk mendapatkannya. Jika saja manusia tidak memiliki nafsu tentu ambisi untuk mengusai mahluk yang lain tidak terjadi. Untuk tidak terlihat serius teman sebelah bergurau, kawan. Yang di sudut ternyata bening juga, di sambut laga tertawa, kopi hitam di dalam cangkir mulai berkurang. Lanjut ulasannya setelah hari-hari berlalu kami intens bertemu hingga mahasiwi tersebut lulus dari kampus. 

Betapa pentingnya kebutuhan hidup manusia entah itu karir, harta dan Jabatan manusia rela untuk memerah dirinya asal iya mendapatkan yang ingin di dapatkan. Anthony Robbins dalam karyanya Money Master the Gamemengulas betapa pentingnya kedudukan uang sebagai alat pemenuhan kebutuhan orang merelakan dirinya untuk menjadi pelacur, merampok dan bertindak kejahatan lain yang dapat merendahkan pribadinya.

Namun, ini sekedar cerita kopi pahit yang membuat mata ini tidak melek, padahal di pukul 3.59 malam, berkali-kali kuajak Jasad untuk rebah di kasur empuk menghilangkan kisah malang tentang "SKANDAL CINTA TERLARANG (Love Scene Scandal) MARIO & SEORANG MAHASISWI". Tetap saja tak bisa.!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun