Mohon tunggu...
Arman Maabuat
Arman Maabuat Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Milenial

Gemini, Biotech'18 UKDW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

"Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Diare di Sulu, Manado"

28 Juni 2021   23:39 Diperbarui: 28 Juni 2021   23:48 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

"Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Diare di Sulawesi Utara, Manado."

Arman Roland Maabuat

arman.arman201012@gmail.com

Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan sebuah kondisi saat pengidapnya buang air besar lebih sering dari biasanya. Disisi lain feses pengidap diare cenderung lebih encer. Meskipun diare dapat berlangsung singkat, ada kalanya dalam kasus penyakit tersebut bisa berlangsung selama berminggu-minggu. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit diare adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan frekuensi defeksi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.

Di Indonesia sendiri, diare adalah salah satu penyakit endemis berpotensial sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang setiap kali disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 dari data yang dilampirkan oleh Kementrian Kesehatan bahwa terdapat kasus diare sebesar 4.017.861 dan masalah ini terus meningkat hingga 6,39% menjadi 4.274.790 kasus ditahun 2017. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016, berdasarkan informasi dari STP (Surveilans Terpadu Penyakit) yang dikirimkan oleh puskesmas dan diolah di kabupaten, penyakit diare termasuk salah satu penyakit yang paling menonjol pada tahun 2016 sebanyak 23.881 kasus.

Ada beberapa pemicu eksternal yang dapat menginfeksi antara lain yaitu bakteri, virus, dan parasit. Selain itu, ada tiga faktor risiko diare yakni umur, musim, dan lingkungan. Faktor umur yaitu diare terjadi pada kelompok umur 6 -11 bulan pada saat diberikan makanan pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibody ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja.  Faktor musim, variasi pola musim diare dapat terjdadi menurut letak geografis. Di Indonesia diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang musim kemarau, dan menyebabkan diare karena bakteri cenderung meningkat pada musim hujan. Dan juga faktor lingkungan meliputi kepadatan perumahan, kesediaan sarana air bersih (SAB), pemanfaatan SAB, kualitas air bersih.

Proses terjadinya diaere umumnya diakibatkan oleh Salah satu penyebab diare adalah tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat dianggap mengganggu karena kesukaannya hinggap di tempat-tempat yang lembab dan kotor, seperti sampah. Jika makanan yang dihinggapi lalat tercemar oleh mikroorganisme baik bakteri, protozoa, telur/larva cacing atau bahkan virus yang dibawa dan dikeluarkan dari mulut lalat menyebabkan infeksi mikroorganisme (kuman). Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri yang akan menyebabkan transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.

Memperhatikan apa yang terjadi disetiap tahun, maka saran yang dapat diberikan adalah bagi Dinas Kesehatan agar mengurangi kepadatan lalat pada pembuangan akhir sampah di area Manado dengan cara melakukan pengendalian lalat melalui kegiatan penyemprotan lalat secara berkala sesuai pedoman atau teknis yang diberlakukan oleh pemerintah. Bagi puskesmas khususnya daerah Sulawesi Utara, Manado, dalam rangka pencegahan diare pada balita, perlu ditingkatkan kegiatan promosi kesehatan masyarakat disekitar penampungan sampah mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dapat mencegah penularan penyakit diare khususnya dalam hal mencuci tangan, perilaku menutup makanan atau menghindari minuman yang terkontaminasi, penggunaan sumber air minum dan sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun