Mohon tunggu...
Arman Maabuat
Arman Maabuat Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Milenial

Gemini, Biotech'18 UKDW

Selanjutnya

Tutup

Nature

Teluk Buyat, Potensi Alam yang Mematikan

15 Juni 2020   14:23 Diperbarui: 15 Juni 2020   14:31 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulawesi Utara sangat dikenal dengan keindahan taman bawah lautnya. Salah satu objek wisata bawah laut di provinsi itu yang mendunia ialah Bunaken. Namun, ada salah satu objek menyelam lainnya yang belum banyak diketahui para pecinta olahraga air, yaitu Teluk Buyat.

Teluk Buyat merupakan teluk kecil yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara tepatnya di pantai selatan Semenanjung Minahasa, Sulawesi Utara. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui keindahan alam bawah laut diteluk tersebut. Di perairan teluk tersebut terdapat area tutupan terumbuh karang yang bermacam-macam variasi, sehingga dapat menarik minat para pengunjung.

Ironisnya ketika wilayah tersebut ditetapkan sebagai wilayah konsesi kontrak karya oleh pemerintah pada tahun 1986 dengan pemegang hak kontrak PT. Newmont Minahasa Raya, mereka disingkirkan dan selain itu juga akses penduduk Ratatotok untuk mendapatkan karunia alam itu kini telah hilang. Apalagi perairan disekitarnya adalah lokasi pembuangan tailing1 PT. NMR di kedalaman 82 meter di Teluk Buyat.

Pencemaran yang terjadi di kawasan Teluk Buyat kini disebabkan oleh produksi pertambangan emas yang dilakukan oleh PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Aktivitas ini yang mengakibatkan satu satunya tempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih berubah menjadi keruh sehingga mencemari aliran air sungai dengan merubah warna, rasa, tingkat kejernihan serta derajat keasaman.

Berdasarkan data penelitian yang pernah dilakukan di Teluk Buyat bahwa kadar pencemaran tertinggi adalah logam berat yaitu merkuri (Hg) dan arsen (As). Penelitian terkait dilakukan dengan uji coba kadar akumulasi merkuri pada salah satu spesies yang dominan di Teluk Buyat yaitu ikan bandeng.

Menurut McLusky & Elliott (2004) bahwa Merkuri(Hg) adalah salah satu logam berat yang paling berbahaya bagi kesehatan mahkluk hidup karena merupakan jenis logam berat yang memiliki efek toksik paling berbahaya bersama dengan timbal (Pb) dan kadmium (Cd). Merkuri dianggap sebagai logam berbahaya karena sebagai ion atau dalam bentuk senyawa tertentu mudah diserap ke dalam tubuh. Oleh karena itu, di dalam tubuh merkuri dapat menghambat fungsi dari berbagai enzim bahkan dapat menimbulkan kerusakan sel dan menyebabkan kematian.

Dengan kegiatan pertambangan Emas yang dilakukan terus-menerus ini menimbulkan pencemaran merkuri pada air di kawasan Teluk Bayut sehingga dapat mengakibatkan sejumlah persoalan mulai dari kehilangan sumber air bersih, sebab sungai Buyat yang merupakan satusatunya tempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih berubah menjadi keruh seiring aktivitas perusahan di hulu sungai. 

Dengan itu masyarakat setempat kini kehilangan wilayah tangkapan ikan karena sedimentasi limbah tailing telah menutupi hampir seluruh permukaan dasar perairan mulai dari wilayah lamun (sea grass) hingga ke kawasan terumbu karang (coral reef) dan menyebabkan kematian, baik manusia maupun makhluk hayati lainnya.

Berdasarkan dari tinjauan potensi Telu Buyat dari bebagai aspek bagi sumber kehidupan, untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut perlu adanya upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air akibat penambangan emas yang tidak terpadu dengan diharapkan pemerintah segera mengambil keputusan untuk menutup usaha pertambangan emas PT.NMR tersebut. 

Bukan hanya dari pemerintah daerah saja, namun diharapakan masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara juga ikut berpartisipasi dalam membantu dan menekan untuk mengurangi pencemaran lingkungan di kawasan Teluk Buyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun