Mohon tunggu...
Armando Galika
Armando Galika Mohon Tunggu... Mahasiswa - College Student

College Student Panca Marga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Pedagang Tauge dengan Sistem Order Online

19 Februari 2021   15:30 Diperbarui: 19 Februari 2021   15:33 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Randujalak - Warga Kecamatan Besuk yang gemar berbelanja ke pasar-pasar tradisional seperti Pasar Besuk dan Pasar Semampir pasti tidak asing dengan sayuran mungil berwarna putih satu ini. Ya, tauge merupakan sayuran favorit masyarakat karena dapat diolah dalam berbagai masakan. Tauge juga berkhasiat untuk kesuburan.

Dalam masa pandemi ini masih banyak orang yang tidak bisa mematuhi protokol kesehatan. Dan masih banyak juga orang tidak peduli dengan virus covid 19 ini. Dan program kerja yang dilakukan seorang mahasiswa Universitas Panca Marga yakni "Armando Galika F" Melakukan inovasi dengan menawarkan sistem order online kepada pedagang tauge, dengan adanya sistem order online ini konsumen tidak perlu datang langsung ke lokasi untuk melakukan pembelian tauge. Salah satu penjual tauge  yakni "Muhammad Rovek" atau biasa disapa Rovek dari Desa Randujalak, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Warga Dusun Kosambi RT 03 RW 03 setiap hari memproduksi tauge kacang hijau untuk dipasok ke berbagai pasar tradisional di Kecamatan Besuk.

Rovek mencuci bersih seluruh bahan baku untuk kemudian direndam selama kurang lebih delapan jam. Proses perendaman tersebut juga bertujuan untuk memisahkan antara bahan baku yang baik dan yang tidak. "Kacang yang tidak baik pasti akan muncul ke permukaan, Mas,", ungkap Maisa, ibu Rovek yang setiap hari membantu anaknya memproduksi tauge.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Bahan baku yang tidak baik tersebut langsung diangkat dan dijemur di bawah terik matahari untuk dijual sebagai bahan makanan kue yaitu isi onde-onde. Biji kecambah yang baik selanjutnya dipindah ke wadah baru yang telah dilubangi untuk disiram dengan air setiap tiga jam sekali selama 24 jam penuh. Tauge baru dapat dipanen setelah tiga hari sejak perendaman. Rovek mengemas tauge yang siap dijual dalam kemasan satu kilogram.

Roveki mengakui proses produksi memang sangat rumit. Rovek tidak jarang mengalami kegagalan panen oleh karena berbagai faktor, seperti kualitas kacang yang ternyata sudah jelek dari pabriknya, atau tidak cocoknya air yang digunakan untuk menyiram.

Harga tauge yang dijual memiliki harga yang bervariatif, tergantung pada wilayah pemasarannya. Rovek memasang harga untuk tauge dari kacang hijau sebesar duapuluh ribu per kilogramnya, setiap kilogram untuk harga ritel. Rovek  memasang harga lebih murah untuk penjual yang akan menjual kembali dagangannya. Biasanya Rovek  menjual delapan ribu hingga Sembilan ribu rupiah setiap kilogram untuk tauge kacang hijau.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Kendala lain yang sering dihadapi oleh Rovek adalah banyaknya saingan di pasar induk sehingga tidak jarang mereka saling menjatuhkan harga tauge. Para produsen tauge bisa bernafas lega karena setiap bulan Ramadan dan lebaran.Tauge menjadi primadona yang senantiasa dicari konsumen untuk diolah berbagai kudapan lebaran. Anda yang berminat memesan tauge dalam partai kecil maupun besar, dapat menghubungi  melalui nomor 082228008270 (Muhammad Rovek)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun