Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Satu Hari Bersama Papa, Melihat Miniatur Hidup di Fasilitas Kesehatan

24 Desember 2024   13:36 Diperbarui: 24 Desember 2024   13:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ayah dan Anak | Sumber Gambar: Pixabay.com

Ketika saya menemani papa di ruang tunggu pasien, muncul seorang wanita yang saya perkirakan umurnya 46 tahun. Wajahnya ramah dan jernih. Ia menjajakan air mineral, makanan ringan, dan sejenisnya. Perempuan tersebut mengenakan kerudung ungu muda, jaket putih, dan celana panjang hitam.

Kami sempat saling pandang. Tatapannya seakan bertanya: "Beli?"

Namun sepertinya ia paham ketika melihat sorot mata saya yang menyiratkan "maaf, saya sudah makan".

Tawar menawar di antara kami selesai tanpa perlu berkata-kata, ia pun berlalu dan menghampiri pengunjung lain tanpa rasa gengsi.

Bagi orang lain mungkin dia hanya pedagang biasa. Tapi buat saya dia adalah pejuang bagi keluargnya. Orang yang sudah tak gengsi menawarkan barang jualannya di tempat seperti itu, menurut perspektif saya, adalah orang yang sudah berdamai dengan keadaan, salah satu ciri manusia yang kuat tekadnya.

Di depan ruang kesehatan gigi, saya mendapati seorang ibu. Sejak datang, ia selalu mengoceh entah apa. Menurut pandangan saya, ia juga sok akrab dengan para staf di sana. Mungkin sebagian orang menyebutnya "ramah", tapi saya menyebutnya "ribut".

Woi! Ini banyak orang sakit! Kalau mau bergosip silakan kembali ke gang atau kompleks perumahan masing-masing!

Orang-orang di sebelahnya juga tampak jengkel meski mulutnya terkatup, tapi mata tiada mampu berbohong.

Lebih unik lagi adalah pemandangan orang-orang (bukan pasien) yang duduk memenuhi kursi tunggu, sementara pasien sebenarnya tampak lelah berdiri. Secara pribadi, saya benar-benar jengkel.

Anda itu kan sehat. Coba beri kesempatan orang-orang tua yang sakit itu untuk duduk. Anda malah asyik main game online!

Lihat? Barangkali fenomena-fenomena hidup seperti kisah tersebut pernah terjadi di suatu tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun