Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kisah Sedih di Balik Kontrak Kerja

14 Oktober 2024   11:22 Diperbarui: 14 Oktober 2024   16:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kontrak Kerja. Sumber Gambar: Pixabay.com

Awalnya ia maklum sampai akhirnya diketahui bahwa pada saat yang sama, pihak perusahaan menerima karyawan baru dengan upah yang lebih tinggi darinya. Menurut Toin itu konyol. Saya pun berpikir begitu.

"Kalau saya diberhentikan karena tidak cocok lagi dengan visi perusahaan, atau tidak lagi bisa bekerja sama. Sebenarnya mereka bisa sampaikan saja secara langsung, Bang. Tak perlu pakai drama dan alasan ini-itu," ujar Toin kepada saya.

Ucapan Toin membuat saya kembali tersadar bahwa banyak orang belajar tentang manajemen sumber daya manusia, tapi tak ada yang benar-benar mengajarkan mereka bagaimana menjadi seorang gentleman.

Apakah saya termasuk yang menjilat sehingga bisa bertahan? Tidak juga, 6 bulan setelah Toin tidak lagi di perusahaan (tahun 2019), saya terpaksa harus resign karena fitnah keji yang dilancarkan oleh oknum di sana. Tapi kali ini saya tak akan bicara soal itu, sudah pernah saya tulis pada artikel sebelumnya di Kompasiana.

Jadi pada dasarnya tidak ada ukuran atau indikator tertentu yang sesuai dengan teori atau sesuatu yang ilmiah. Murni urusan "suka" atau "tidak suka". Sayang sekali jika ilmu pengetahuan tidak digunakan oleh oknum pemegang kuasa. Memuaskan egoisme yang mempertaruhkan rezeki orang lain itu sangat memalukan.

Menurut Toin, setelah kejadian tersebut ia mengalami banyak kesulitan finansial. Belum lagi pada saat itu istrinya akan melahirkan, cicilan rumah, dan biaya hidup lainnya.

Kalau saya simak dari ceritanya, hanya sedikit orang yang sudi membantu ketika ia benar-benar kesulitan. Kisahnya tak jauh beda ketika saya sedang menganggur dulu. Mentang-mentang kita tak punya uang, sebagian orang pun menjauh.

Nah ... itulah hidup. Kalau kata Thanos (dalam Avenger: Infinity War): "Reality is often dissapointing."

Sembari mencari pekerjaan lain, ketika itu, Toin bekerja apa pun yang menghasilkan uang seperti berjualan jengkol di pasar, mengecat bangunan rumah, cuci AC, dan sejenisnya.

"Pokoknya bisa menghasilkan uang halal, Bang," kata Toin.

Kata-kata seperti itu memang biasanya hanya keluar dari seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab. Sekarang ia sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sebagai penanggung jawab keuangan di suatu perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun