Buat saya yang lahir dan besar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, agenda pemilu merupakan sesuatu yang seru. Jika sedang masa-nya, perbincangan di warung kopi terkadang berlangsung sengit.
Nomor urut pasangan peserta pemilihan wali kota dan wakil wali kota telah ditetapkan oleh KPU, begitu pula dengan peserta pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat.
Barangkali bagi sebagian orang, nomor urut pilkada merupakan hal penting. Namun buat saya yang orang awam ini, hal yang paling mendesak adalah kepada siapa para calon pejabat ini berpihak.
Betul, tidak mudah menduga siapa yang akan berdiri bersama rakyat. Tapi setidaknya masyarakat sudah harus cerdas dalam menganalisis siapa pilihannya, mulai dari latar belakang pendidikan, dan seterusnya.
Kira-kira ini pertanyaan yang harus dijawab sebelum memilih pada perhelatan pilkada: "Sudah berapa kali Anda kecewa selama pemilu yang pernah diikuti?"
Setelah pertanyaan itu terjawab, maka kita bisa memulai menyelidiki siapa saja yang sepertinya mau bekerja untuk masyarakat, bukan untuk keluarga atau golongannya saja. Jangan lupa untuk memperhatikan partai-partai pendukung. Menurut saya secara pribadi, jika suatu partai pernah mendukung seseorang yang mengecewakan masyarakat, mereka berpotensi akan mengulangnya. Jadi, berhati-hatilah.
Sebagai rakyat, kita harus cerdas, jangan mau telan mentah-mentah mereka punya janji manis. Saya pikir tak ada calon wali kota dan gubernur yang sempurna, tapi kita harus memilih dia yang "paling adil".
Kalau ada calon yang jago bernyanyi, pastikan bahwa suaranya yang indah itu juga lantang ketika warganya dalam kesulitan. Jika muncul calon yang mampu berjoget-joget, pastikan pula dia bersenang-senang dengan masyarakat seluruhnya, bukan dengan pengusaha.
Saya secara pribadi akan memilih orang-orang yang punya komitmen penuh dalam memperbanyak lapangan pekerjaan sekaligus melindungi hak-hak pekerja. Di Kota Pontianak khususnya, kelangkaan kesempatan kerja membuat sebagian pemuda dan para ayah yang kehilangan pekerjaan merasa sendirian, menjadikan mereka kebingungan sepanjang hari.
Selain itu saya berharap, calon-calon pejabat ini mengerti kenyataan bahwa agar masyarakat bisa menaikkan harkat hidup, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Baik wali kota maupun gubernur wajib berinvestasi kepada peningkatan sumber daya manusia, bukan sekadar membangun trotoar yang indah-indah itu.