Bertahun-tahun lewat, baru saya teringat lagi tentang hari Jumat yang sangat istimewa. Artikel "Jangan Lupa, Awali Jumat Pagi dengan Zikir, Sarana Introspeksi Diri dan Keberkahan Rezeki" yang ditayangkan oleh kompas.tv pada tanggal  11 Agustus 2023, kembali membuat memori saya kembali awas bahwa hari Jumat merupakan "hari rayanya umat Islam".
Banyak keberkahan yang bisa didapat oleh umat Islam jika mempelajari dan menghayati keutamaan hari tersebut. Paling mudah yang bisa saya lakukan adalah menyambut hari Jumat dengan sukacita.
Sebelum melaksanakan salat Jumat, kalau pada masa lampau terkadang ogah-ogahan, sekarang saya berusaha mempersiapkan diri dengan baik. Kalau memungkinkan mandi dulu, kalau pun tidak berarti saya telah mengenakan pakaian yang baik sebelum "menghadap" Allah subhanahu wa ta'alaa.
Intinya sekarang ini saya berusaha melaksanakan apa yang sunah-sunah dari Nabi Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam. Maka tadi siang, 20 (dua puluh) menit sebelum azan, saya sudah siap sedia menyambut ritual salat Jumat.
Sampai pada sesi ceramah, khatib menyampaikan tentang tanda-tanda kiamat kecil yang sebenarnya kian terang di zaman sekarang. Ada sejumlah parameter yang disebutkannya, tapi yang paling saya ingat adalah tentang "orang-orang bodoh yang mengurusi urusan umat".
Usai salat selesai, perkataan khatib itu terus terngiang dalam pikiran saya. Tak tahu apakah penyebabnya karena topik tersebut sangat related pada zaman ini, atau barangkali ada hal lain. Entah.
Sepanjang perjalanan pulang dari masjid ke tempat kerja saya berpikir, jangan-jangan sudah banyak orang-orang bodoh yang menempati posisi penting. Saya mencoba menebak-nebak saja dalam hati, misalnya memasukkan tenaga kerja asing ketimbang anak bangsa. Apakah itu suatu kebodohan? Atau malah hal tersebut sesuatu yang membanggakan?
Dalam artikel "Tanda Kiamat: Orang Bodoh yang Diangkat Jadi Pemimpin" yang ditayangkan oleh hajinews.co.id pada tanggal 21 Januari 2023, ditulis mengenai sebuah hadis yang berkenaan dengan ceramah khatib siang tadi.
Perkataan Nabi Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhori: "Apabila amanah (kepercayaan) sudah disia-siakan maka tunggulah datangnya hari kiamat." Kemudian orang dari suku badui Arab itu bertanya lagi: "Bagaimana menyia-nyiakannya?" Beliau bersabda: "Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya (bidangnya), maka tunggulah datangnya hari kiamat."
Masih terhubung dengan hadis tersebut, Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa indikator kiamat adalah orang-orang bodoh menjadi pemimpin umat Islam, baik dalam salat maupun keseharian.