Saya bukanlah ancaman seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Senang "rebahan" karena memang hobi ketika sedang libur. Sayangnya, melakukan hal tersebut di saat Corona tanpa simpanan uang yang memadai sama artinya dengan bunuh diri. Di sisi lain, pergi keluar dengan resiko terpapar virus juga merupakan metode mati konyol. Jadi saya harus bagaimana? Hahahahaha ....
Kemudian, menyuruh introvert melakukan social distancing itu seperti mengajarkan burung untuk terbang, atau menggurui ikan untuk berenang.
Barangkali untuk sebagian orang, saya terkesan sedang bercanda, atau nyinyir .  Tapi tidak, jangan berprasangka buruk. Saya sedang menyampaikan fakta bahwa secara tidak langsung maupun tidak, ada golongan orang-orang yang secara tidak sadar telah berbuat banyak untuk negeri ini tanpa menggerakkan satu ujung jari pun. Hebat, bukan?
Kalau pun ada hal "nyata" yang bisa saya lakukan secara langsung dan sadar adalah dengan tidak menyebar kabar hoaks, karena siapa pun pasti setuju bahwa hidup dalam kebohongan itu sangat melelahkan. Kemudian, paket internet saya sangat terbatas sehubungan dengan berkurangnya pendapatan, sehingga membuat saya hanya akan menggunakannya untuk hal-hal berguna untuk meningkatkan kepribadian diri dan/atau menghasilkan uang. Bukankah saya cukup berperilaku cerdas?
Baik, saya akan lebih serius pada topik berperilaku cerdas ini. Nate Klemp dalam artikelnya yang berjudul "Stay Safe but Stop Obsessing: How to Prevent Coronavirus from Taking Over Your Life"---diterbitkan oleh fastcompany(dot)com---memberikan beberapa tips agar tetap waras saat Covid-19 melanda dunia.
Pertama, matikan semua sinyal pemberitahuan tentang berita terbaru. Kedua, memberikan batas yang jelas kapan harus mengecek atau membaca berita. Misalnya: "Saya mengizinkan diri saya sendiri untuk mengetahui berita pada pukul jam lima sore saja." Ketiga, jangan menonton televisi, karena tidak perlu membuat diri Anda trauma menyaksikan betapa menyedihkan kondisi pasien yang dibawa ke rumah sakit. Sebagai gantinya, Anda bisa membaca saja berita tersebut, ketimbang menonton.
Metode yang ditawarkan Nate Klemp bisa dilakukan, dan kalau boleh menambahkan, cara yang saya lakukan adalah tidak membatasi kapan harus membaca berita, tetapi hanya membaca mengenai pencegahan-pencegahan Covid-19 yang valid dan bisa dilakukan oleh orang awam di dalam lingkungan sosialnya.
Selain menjaga kesehatan mental seperti yang telah dijabarkan Nate Klemp, tentu jangan pula lupa menjaga kebugaran fisik untuk mencegah terjadinya depresi.
World Health Organization dalam sebuah artikel berjudul "Physical Activity and Adults" memberikan petunjuk untuk orang berumur 18-64 tahun agar berolahraga dengan durasi 150 menit per minggu.
Meski begitu, konsep social distancing juga harus diterapkan saat berolahraga. Kalau kita tidak cukup cerdas untuk mengembalikan keadaan perekonomian negara, setidaknya hal-hal kecil bisa terwujud dengan kesadaran diri untuk menjauhi mudarat.
Saya pikir perilaku cerdas yang akan dilakukan semua warga negara Indonesia tidak semata-mata untuk stabilitas keuangan semata, melainkan untuk sesuatu yang jauh lebih besar: persatuan bangsa!