Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hikayat Sang Desainer

5 September 2019   14:24 Diperbarui: 5 September 2019   14:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay.com

***

Rasa penasaran yang begitu kuat, membuatku mendatangi Amper Street, daerah tepi kota di mana kisah Bung Dimas begitu memukau.

Warga sekitar menceritakan kepadaku tentang betapa heroiknya Bung Dimas dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat lokal.

Sekitar akhir tahun dua ribu tujuh belas, berdiri sebuah pabrik di Amper Street. Harusnya itu kabar gembira bagi orang-orang yang masih menganggur. Sayang, jauh panggang dari api, sembilan puluh persen karyawan di tempat itu merupakan orang asing dari negeri jauh.

Maka pada suatu hari, entah muncul dari mana. Bung Dimas hanya dengan kertas dan pena mampu mengusir orang-orang asing itu pulang ke negaranya, sehingga membuka kesempatan bagi penduduk lokal untuk bekerja di sana.

Cerita itu seperti dongeng, aku tak habis pikir, bisa-bisa perusahaan asing itu tunduk pada Bung Dimas, sementara negara saja tak mampu berbuat apa-apa.

Belum puas dengan bukti-bukti yang ada. Aku kemudian mendatangi lembaga riba di mana Bung Dimas dulu pernah bekerja.

"Dimas? Jangan kau tanyakan lagi tentang dia! Aku benci!" teriak pemimpin PT. Jebakan Bunga. Wajahnya merah seperti bara api.

"Ke ... kenapa, Pak?" tanyaku agak berdebar.

"Gara-gara dia, sebagian besar debitur mampu menyelesaikan utangnya tepat waktu, bahkan sebelum waktunya! Itu kerugian besar!"

"Bukannya bagus mereka bisa bayar utang, Pak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun