Dalam keseharian penulis menngunakan kendaraan roda selalu menjadi pilihan dalam berkendara untuk beraktivitas baik itu berkuliah, berbelanja kebutuhan sehari-hari, berkunjung ke rumah teman, mengantar orang tua bepergian, sampai jalan-jalan dengan kekasih. Motor menjadi pilihan berkendara yang efisien dan efektif ketika menghadapi sebuah kemacetan jalan. Seringkali banyak kejadian yang sering penulis temui ketika menggunakan motor. Tiga minggu yang lalu saat penulis membonceng ibu penulis, kira-kira satu kilometer dari rumah. Ada seorang ibu muda yang menggunakan motor mengantar anaknya berangkat sekolah. Ibu muda itu tidak melihat bahwa jalan yang ia tempuh ada pasir dan kerikil. Ia pun terjatuh bersama anaknya.Ibu tersebut penulis bantu menepi di pinggir sebuah toko mini market. Penulis berusaha memberhentikan sebuah mobil supaya korban kecelakaan motor ini bisa dibawa di eumah sakit terdekat.
Nyatanya adalah tidak ada satu pun mobil yang mau berhenti untuk membawa ibu ini. Masyrakat pun hanya melihat dan mengerumuni saja. Ada juga yang hanya mengucapkan kasiha dan lalu pergi. Untungnya ibu yang mengalami kecelakaan tadi sudah di hubungi suaminya oleh seorang ibu yang turut membantu bersama saya. Ibu korban kecelakaan tadi akhirnya dibawa dirumah sakit oleh suaminya dengan cara dibonceng. Penulis sangat heran sekali, mengapa masyrakat saat ini kura peka dan berempati untuk menolong korban kecelakaa? Bagaimana jika itu terjadi dengan orang yang kita cintai missal orang tua? Cerita mengenai kasus kecelakaan lagi, di dekat rumah penulis erdapat jalan raya yang sering dilalui banyak kendaraan. Di jalan ini sering terjadi kasus kecelakaan mulai dari pengendara motor tertabrak ataupun oleng dalam berkendara. Penulis sendiri sering membantu korban kecelakaan dengan memberinya obat merah ataupun memberikan minuman supaya korban kecelakaan merasa rileks.
Rata-rata seseorang yang menyaksikan kecelakaan lalu-lintas yang terjadi di depan mata kepalanya enggan membantu karena takut dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang mesti dibayar untuk mengobati korban kecelakaan di Rumah Sakit. Ada juga yang takut menjadi saksi kecelakaan karena akan dimintai keterangan oleh pihak berwajib dan menyita waktu mereka beraktivitas. Apapun alasannya, kita sebagai manusia yang memilik akal budi dan makhluk sosial sebaiknya apabila melihat korban kecelakaan, hendaklah kita bantu dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan. Bayangkan jika suatu saat bila kita menjadi korban kecelakaan lalu lintas dan sedang sekarat tapi tidak ada yang berani menolong. Sudah siapakah kita dijemput oleh ajal?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H