Rupanya ada saja pihak yang tidak menyukai struktur kabinet kerja kementrian yang dibentuk oleh Presiden Republik Indonesia ke-7 Ir H Joko Widodo. Dari pantauan penulis sejumlah media massa memberitakan secara massif beberapa menteri yang dianggap kurang layak duduk dijajaran Presiden yang terkenal dengan kegiatan blusukan tersebut. Menteri BUMN Rini Soemarno dianggap bermasalah dan konon merupakan menteri yang mendapatkan stabilo kuning dan merah saat Jokowi menyerahkan data ke Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. Rini Soemarno yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian diera kepemimpinan Presiden kelima RI Megawati Soekarno Putri ini diduga terkena masalah kasus BLBI. Ada juga Susi Pujiastuti yang dipilih Joko Widodo sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan. Susi yang terkenal sebagai CEO Maskapai Penerbangan Non Komersial Susi Air dinilai oleh beberapa pakar tak cocok menduduki pos kementrian strategis.
Pasalnya Susi dijadikan Menteri Perikanan dan Kelautan dikarenakan balas budi Jokowi karena sering menggunakan jasa pesawat Susi saat kampanye kepelososok-pelosok. Susi juga dianggap tidak mumpuni karena hanya tamatan sekolah menengah pertama. Usai pelantikan menteri juga Susi tidak menunjukan contoh yang baik ke jutaan pemirsa di seluruh pelosok Indonesia karena merokok tidak melihat situasi dan kondisi. Tindakan Susi ini oleh sebuah situs berita online bisa diikuti oleh anak kecil untuk merokok. Ada juga Anak Agung Ngurah Puspayoga politisi asal PDI-P Provinsi Bali yang pernah menjabat sebagai Walikota Denpasar dua periode dan wakil gubernur Bali. Ada yang mengatakan bahwa Puspayoga diangkat menjadi menteri lantaran hutang budi Jokowi terhadap warga Bali yang paling banyak memilih dirinya. Ada yang mengatakan bahwa Puspayoga bisa menjadi menteri atas ususl Megawati Soekarno Putri. Puspayoga pernah mencalonkan diri menjadi Gubernur Bali tahun 2013 lalu, namun kalah tipis oleh Drs Made Mangku Pastika,
Terlepas dari rumor yang beredar bahwa beberapa Menteri di pemerintahan Jokowi-JK ada yang kurang kompeten, masuk kementrian hanya karena factor politik balas budi, ataupun factor X lainnya. Kita sebagai rakyat Indonesia jangan lantas menganngap sebelah mata para menteri-mernteri ini. Tentu Jokowi dan JK memilih para menteri-menteri ini berdasarkan pertimbangan khusus seperti pengalaman-pengalaman dan track record yang baik sebelum mereka dijadikan menteri. Kita buktikan saja kesaktian para menteri-menteri Jokowi selama seratus hari. Seratus hari adalah sebuah hari uji coba bagaimana sosok para menteri di pos kementriannya masing-masing menunjukan gebrakan revolusi mental. Ajang pembuktian bahwa mereka bukanlah sembarang menteri. Menteri yang memanag memiliki kemampuan untuk membuat rakyat Indonesia bisa kebih sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H