Akting artis remaja Aliando dan Prilly Latuconsina dalam sinetron Ganteng-Ganteng Serigala yang ditayangkan di stasiun televisi swasta SCTV memang banyak mendapatkan pujian dari para anak baru gede yang ada di Indonesia. Sinetron yang jalan ceritanya mirip fim Box Office Twillight the series ini menjadi tontonan wajib para remaja yang menyukai jalan cerita romantic dan percintaan. Apalagi hamper seluruh tayangan infotaiment rutin memberitakan hubungan kedekatan pemain utama sinetron ini yakni Aliando dan Prilly Latuconsina sebagai pasangan kekasih. Tak ayal pamor kedua artis muda ini namanya pelan-pelan terangkat dan rating tayangan ini menjadi naik. Baru-baru ini tim produksi sinetron Ganteng-Ganteng Serigala untuk memberikan nuansa baru dalam sinetron tersebut berencana akan menggelar syuting di Pulau Dewata Bali. Pengambilan gambar direncanakan akan dimulai pada hari ini (21/10) hingga tanggal (24/10) 2014. Namun, sayangnya ternyata tim produksi yang diwakili oleh Vemy Adriyanto mendapat penolakan dari BAFIDA Bali (Badan Film Daerah Bali).
Seperti yang dikutip dari harian Tribun Bali, alasan penolkan sinetron ini syuting di Bali karena sinetron ini telah mendapatkan 3 kali peringatan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. Sebabnya adalah dianggap tidak edukatif seperti adegan berciuman dan bakar diri. Menurut Bapak I Nengah Muliarta selaku komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali (KPID) mengatakan untuk bisa syuting di Bali sinetron GGS harus mengikuti syarat dan alur hukum. Beliau juga menambahkan sinetron GGS perlu mengikuti adat isitiadat serta budaya yang ada di Pulau Bali. Sekretaris BAFIDA Bali Dra I.A Putri Masyeni M.si menuturkan bahwa sinetron GGS masih Abu-Abu, sehingga masih di pending dahulu pemberian izinnya.
Kalo kita cermati banyak sinetron hasil karangan sineas Indonesia yang bisa mendapatkan izin syuting di Bali seperti sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang mendapatkan penghargaan Panasonic Gobel Award. Banyak nilai-nila positif yang bisa diambil dari sinetron yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan dalam berkehidupan sehari-hari. Sinetron GGS rupanya harus bisa mengevaluasi bahan alur cerita yang disguhkan ke masyarakat yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H